KSBNtv.com | Jakarta - Jamak dipakai, bukan berarti kebaya dikenal dengan baik oleh orang Indonesia sendiri. Acap kali terjadi, mispersepsi jenis baju apakah kebaya itu.
Josephine Werratie Komara alias Obin sangat terganggu setiap kali mendengar orang Indonesia melabeli kebaya sebagai baju etnik. Menurut desainer yang lebih nyaman dikenal sebagai tukang kain itu, kebaya bukanlah baju etnik.
"Ingat ya, kebaya adalah baju tradisional klasik, bukan etnik," tegas Obin sembari memberi tips berkain dengan kebaya di perayaan 17 tahun Alun Alun Indonesia di Grand Indonesia.
Adapun pakaian etnik, lanjut pendiri jenama BINhouse itu, mengacu pada baju yang dipakai masyarakat adat di pedalaman.
Koteka khas Papua dengan segala ornamennya termasuk salah satunya.
Menurut Obin, kesalahpahaman itu bermuara dari era 80-an ketika majalah asing mulai terbit di Indonesia. Pada waktu yang bersamaan, pakaian bergaya
gipsi dan 'ethnic-look' sedang menjadi tren di Amerika Serikat. Berangkat dari situ, segala sesuatu yang memiliki tampilan tradisional disebut pakaian etnik.
"Kita jadi ikut-ikutan. Kebaya kita sendiri disebut etnik," ujar perempuan yang sudah 40 tahun lebih malang melintang di industri mode Tanah Air itu.
Kesalahan lain yang mengusik Obin: kata 'Indo' yang belakangan marak digunakan. Obin sangat prihatin dengan penyebutan nama Indonesia yang diperpendek menjadi 'Indo'.
"Banyak influencer yang suka begitu. Apa susahnya sih bilang 'Indonesia'," kritik Obin.
Terlepas dari berbagai kekeliruan yang terjadi dalam kaitannya dengan identitas bangsa, Obin sangat mengapresiasi masyarakat Indonesia yang mulai menghargai warisan budaya seperti para perempuan yang datang berkebaya ke acara ini.
"Kita semua perempuan tradisional klasik yang hidup di era modern. Tradition is the way we are, modern is the way we think," tutur Obin. (
Adapted From)