KSBNtv.com | Jakarta — Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka menjadi panggung penting bagi Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK). Komunitas asal Minahasa ini menghadirkan Tari Kabasaran, tarian perang tradisional, yang ditampilkan megah oleh 200 penari di hadapan Presiden dan tamu undangan.
Tari Kabasaran ditampilkan dengan gerakan gagah, tegas, dan penuh wibawa, dipimpin langsung oleh Brigjen Pol. Christ Reinhart Pusung. Para penari berasal dari berbagai unsur Kawanua, mulai dari pengurus DPP KKK, Generasi Muda Kawanua, hingga sanggar seni. Koreografi dipimpin oleh Ketua Umum DPP KKK Angelica Tengker bersama tim kesenian KKK.
Dalam sejarahnya, Kabasaran merupakan tarian para prajurit penjaga kampung. Kini, di panggung kenegaraan, tarian ini menggaungkan pesan kebangsaan: menjaga Indonesia adalah tanggung jawab bersama.
Selain Kabasaran, KKK juga berpartisipasi dalam Tarian Bhinneka bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Sebanyak 20 mahasiswa IBM ASMI ikut serta dalam tarian kolosal ini. Dipimpin koreografer Eko Supriyanto, Tarian Bhinneka menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa, mencerminkan harmoni di tengah kemajemukan Indonesia.
Filosofi masyarakat Kawanua —
Sitou Timou Tumou Tou (manusia hidup untuk memanusiakan manusia) dan semangat mapalus atau gotong royong — menjadi landasan dalam menjaga akar budaya sekaligus menatap masa depan.
Bagi Kawanua, peringatan kemerdekaan ke-80 bukan hanya seremoni, melainkan komitmen baru untuk terus berkarya, melestarikan budaya leluhur, dan berkontribusi nyata bagi bangsa.
“Kami bangga menjadi bagian dari Kerukunan Keluarga Kawanua. Bersama Indonesia, kami melangkah ke masa depan dengan keberanian, persatuan, dan karya nyata,” demikian pesan komunitas Kawanua dalam momentum bersejarah ini. (
Adapted From)
