https://ksbntv.com/
Tutup Menu
31 Okt 2024 | Dilihat: 209 Kali

Gencar Promosikan Isu Sosial Budaya Indonesia dalam Karya Seni, Naufan Berhasil Raih Habibie Prize

noeh21
      
KSBNtv, Jakarta - Seorang seniman dapat membuat sebuah gagasan menjadi eksplisit. Salah satunya melalui simbol sebagai materi karya seni. Dalam desain komunikasi visual, kerja seni melibatkan komunikasi dan interaksi sosial guna menyampaikan pesan dengan tujuan tertentu. Karenanya, proses penciptaannya melibatkan tanda yang kemudian disebut simbol untuk berkomunikasi dan menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia.

Karya seni merupakan pemahaman individual. Di samping itu, karya seni juga dapat digunakan guna memahami dan berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini berkaitan erat dengan produksi bahasa dan kode, serta  berpotensi dalam perubahan sosial. Agar berimbang, giat desain perlu berorientasi pada tujuan sosial murni atau nirlaba (social project) dan memihak pada masyarakat, seperti berkontribusi pada bidang edukasi/pendidikan, kampanye lingkungan, menyosialisasikan budaya, dan kerja berdampak sosial lainnya.

Dalam lingkup ekonomi misalnya, kerja desain perlu memihak minoritas seperti pelaku usaha kecil yang masih kesulitan. Mereka sangat membutuhkan sentuhan seni (desain) dalam perangkat bisnis kecilnya, seperti desain materi promosi digital, kemasan, atau identitas, dan lainnya. 

Melalui karya seninya yang gencar mempromosikan konten-konten mengenai isu sosial dan budaya, seorang Dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Naufan Noordyanto berhasil membawa harum nama Indonesia di berbagai pameran, event, dan festival dunia internasional.  

“Secara material, sebagian karya saya, mengangkat dan menampilkan simbol dan identitas budaya. Di satu sisi, saya mengusung konten dan nilai budaya Indonesia dan mempromosikannya di lingkungan Internasional melalui keterlibatan dalam pameran,” ujar Naufan yang baru saja mendapat penghargaan bergengsi Habibie Prize tahun 2022 di bidang Ilmu Filsafat, Agama dan Kebudayaan.

Naufan telah menghasilkan sejumlah karya yang memberikan efek riak yang luas, terutama distribusi pengetahuan desain maupun kegiatan kampanye perubahan sosial melalui seni budaya terhadap isu-isu urgen yang terjadi di dunia. Karya-karya Naufan pernah dievaluasi dan dipamerkan bersama dengan karya para tokoh-tokoh desain legendaris dan populer (dalam sejarah dan dunia desain), seperti David Carson, Niklaus Troxler, Milton Glaser, Ivan Chermayeff, Armando Milani, Reza Abedini, Mirko Ilic, dan Pelipe Apeloig, dan lain-lain.

Pengamatan kritis Naufan pada lingkungan membuat diirnya menciptakan sebuah karya desain poster Trees vs Industrial Carbon Emission (2018, dengan Hak Cipta terdaftar) diantaranya diterbitkan sebagai kampanye lingkungan melalui buku Posters for the Planet (Princeton Architectural Press, Amerika Serikat, 2022). Poster yang sama juga terpilih di event TED Countdown, Amerika Serikat, dan pernah dipamerkan sebagai media pencerdasan dan kampanye dalam TED Countdown Summit di Skotlandia (2021). Karya ini direncanakan akan dipajang dalam pameran tur di berbagai negara dalam rangkaian acara People’s Promise for Climate Impact. 

Selama pandemi COVID-19, Naufan juga menjadi kontributor visual dalam penyusunan buku visual Miradas de Pandemia (2020, Peru). Lebih dari itu, setidaknya melalui karya visualnya, Naufan telah menjadi kontributor di lebih dari 30 buku.

"Yang paling penting adalah mendukung penelitian dan pengabdian tempat saya bekerja di kampus ITS. Saya mengucapkan terima kasih dan merasa sangat terhormat karena sudah dipilih dan dianugerahi penghargaan Habibie Prize yang prestisius ini. Terutama kepada penyelenggara, Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Yayasan SDM Iptek yang sudah memilih saya sebagai bagian dari putra bangsa yang ingin berkontribusi banyak pada Indonesia," ujar Naufan.

Karya Naufan lainnya berjudul "Save trees, save orangutan life" yang mengampanyekan anti-deforestasi dan pelestarian satwa  (ditampilkan dengan visualisasi metaforis dengan objek utama orangutan, salah satu satwa khas Indonesia) dan ekosistemnya, juga berhasil menjadi wakil Indonesia yang menduduki juara pertama pada kategori Eco-poster: Conservation of Wild Nature dalam pameran akbar Golden Turtle Festival 2021 yang diinisiasi oleh MY EQUATOR Charity Social Support Fund dan didukung oleh  pemerintah setempat.  Karya “orangutan” ini juga telah beberapa kali meraih berbagai penghargaan.

Menurut pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut, karya desain juga dapat mendukung program kepariwisataan dan ekonomi kreatif, guna membantu negara dan kesejahteraan masyarakat lokal dalam upaya meningkatkan perekonomian dengan memaksimalkan potensi-potensi lokal.

Keberpihakan seperti itu merupakan salah satu wujud membela bangsa, menggugah dan membangun kemajuan ekonomi yang pada gilirannya mendorong penggunaan produk-produk dalam negeri. Kerja ini bukan aksi individual, tapi membutuhkan sinergi kolektif dan kolaborasi sehingga tujuan-tujuan sosial yang diharapkan dapat tercapai.  "Apalagi dengan dukungan teknologi informasi dan giat berbagi secara digital, pendekatan dan jangkauan seni pada masyarakat menjadi semakin luas," Naufan menambahkan.

Naufan telah mengembangkan karya-karya desain grafis eksperimental dengan produksi digital. Selain menjadi dosen, ia juga bekerja sebagai desainer grafis independen dan telah meraih berbagai penghargaan, diundang dan dipilih (lolos seleksi) dalam lebih dari 200 event/festival, kompetisi, pameran, atau publikasi seni/desain internasional. 

Hingga 2022, karya-karyanya telah dipamerkan atau disajikan di 45 negara. Dirinya akan terus membuat harum nama bangsa dan menjadi bagian dari pemetaan pegiat desain asal Indonesia di mata dunia. (Adapted From)
Sentuh gambar untuk melihat lebih jelas